Address
304 North Cardinal St.
Dorchester Center, MA 02124
Work Hours
Monday to Friday: 7AM - 7PM
Weekend: 10AM - 5PM
Baca Juga: CEMS sebagai Alat Pemantau dalam Upaya Global Mengurangi Emisi Metana
Mercury (Hg) adalah unsur kimia yang ditemukan secara alami dalam bentuk logam cair pada suhu kamar. Merkuri banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti produksi termometer, baterai, dan lampu neon. Namun, seiring dengan kemajuan teknologi, banyak negara telah membatasi penggunaan merkuri karena bahaya yang ditimbulkannya bagi kesehatan dan lingkungan. Merkuri dapat beredar di atmosfer, tanah, dan air, dan terakumulasi dalam rantai makanan, terutama pada ikan dan hewan laut.
Merkuri dapat muncul dalam berbagai bentuk, antara lain:
Baca Juga: Mengelola Emisi VOC dengan Sistem CEMS yang Terintegrasi
Anak-anak sangat rentan terhadap merkuri karena tubuh mereka masih dalam tahap perkembangan. Sistem saraf mereka yang sedang berkembang menjadi target utama efek berbahaya merkuri. Berikut adalah beberapa efek merkuri terhadap kesehatan anak-anak:
Paparan merkuri, terutama dalam bentuk metilmerkuri, dapat mempengaruhi perkembangan otak dan sistem saraf anak-anak. Anak-anak yang terpapar merkuri dalam jumlah yang tinggi dapat mengalami:
Anak-anak yang terpapar merkuri selama masa pertumbuhan cenderung mengalami keterlambatan dalam berbagai aspek perkembangan fisik dan mental. Gangguan perkembangan ini bisa berakibat pada:
Salah satu efek merkuri yang paling umum pada anak-anak adalah gangguan kognitif, yang mencakup kemampuan berpikir, mempelajari, dan mengingat. Paparan merkuri dapat mengganggu proses perkembangan otak, menyebabkan penurunan kemampuan belajar dan kesulitan memahami konsep-konsep yang rumit.
Merkuri anorganik dapat merusak ginjal dan sistem pencernaan anak-anak. Hal ini terjadi ketika merkuri terakumulasi dalam organ-organ vital dan mengganggu fungsi normalnya. Anak-anak yang terpapar merkuri anorganik dalam jumlah besar bisa mengalami kerusakan ginjal yang serius serta gangguan pencernaan seperti muntah dan diare.
Baca Juga: Memperkuat Inisiatif Lingkungan dengan CEMS dalam Sektor Perhotelan
Anak-anak dapat terpapar merkuri melalui berbagai sumber, baik di lingkungan sekitar maupun dalam produk sehari-hari. Beberapa sumber utama paparan merkuri pada anak-anak meliputi:
Makanan laut, terutama ikan-ikan besar seperti hiu, ikan todak, dan tuna, mengandung kadar metilmerkuri yang tinggi. Karena merkuri terakumulasi dalam rantai makanan, ikan predator besar cenderung mengandung merkuri dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan ikan kecil.
Merkuri juga bisa dilepaskan ke atmosfer melalui pembakaran batu bara dan proses industri. Polusi udara ini bisa terhirup oleh anak-anak dan kemudian masuk ke dalam tubuh mereka, yang menyebabkan kerusakan pada sistem saraf dan organ lainnya.
Beberapa produk rumah tangga, seperti termometer, lampu neon, dan beberapa kosmetik, mengandung merkuri. Jika produk-produk ini pecah atau tidak dibuang dengan benar, merkuri bisa menyebar ke udara atau tanah dan menyebabkan paparan pada anak-anak.
Tanah dan air yang terkontaminasi oleh limbah industri yang mengandung merkuri dapat menjadi sumber paparan merkuri bagi anak-anak. Mereka bisa terpapar saat bermain di lingkungan yang terkontaminasi atau melalui konsumsi air yang terkontaminasi.
Baca Juga: Inovasi dalam Teknologi CEMS: Memantau Emisi di Lokasi Terpencil
Untuk melindungi anak-anak dari bahaya merkuri, penting untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat diadopsi oleh orang tua, masyarakat, dan pemerintah untuk mengurangi risiko paparan merkuri:
Orang tua perlu lebih selektif dalam memilih makanan laut untuk anak-anak mereka. Ikan dengan kandungan merkuri tinggi, seperti hiu, ikan todak, dan tuna, sebaiknya dihindari atau dikonsumsi dalam jumlah yang sangat terbatas. Ikan kecil, seperti salmon, sarden, dan ikan teri, umumnya lebih aman dikonsumsi karena memiliki kadar merkuri yang lebih rendah.
Hindari penggunaan produk-produk rumah tangga dan kosmetik yang mengandung merkuri. Jika memiliki produk seperti termometer atau lampu yang mengandung merkuri, pastikan untuk membuangnya dengan benar melalui fasilitas pengelolaan limbah berbahaya.
Jika memungkinkan, hindari tinggal di dekat kawasan industri atau pembangkit listrik berbahan bakar batu bara yang diketahui menghasilkan polusi merkuri. Selain itu, pastikan untuk menjaga kebersihan rumah dan lingkungan tempat tinggal agar anak-anak tidak terpapar kontaminasi merkuri dari tanah atau air.
Pemerintah dan lembaga kesehatan perlu meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya merkuri dan cara-cara menghindari paparan. Program edukasi harus ditujukan kepada orang tua, pendidik, dan masyarakat luas untuk mengurangi risiko paparan merkuri, terutama pada anak-anak.
Anak-anak yang dicurigai telah terpapar merkuri harus segera mendapatkan pemeriksaan medis. Tes darah dan urin dapat digunakan untuk mengukur kadar merkuri dalam tubuh. Jika kadar merkuri melebihi ambang batas yang aman, dokter dapat merencanakan tindakan medis untuk mengurangi dampaknya, seperti terapi khelasi.
Baca Juga: CEMS: Teknologi Esensial untuk Mematuhi Peraturan Emisi yang Semakin Ketat
Paparan merkuri (Hg) dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan anak-anak, terutama dalam hal perkembangan sistem saraf dan kognitif mereka. Mengingat anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap paparan merkuri, penting bagi orang tua, masyarakat, dan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif. Dengan menghindari konsumsi makanan laut yang terkontaminasi merkuri, menggunakan produk bebas merkuri, serta menjaga kebersihan lingkungan, risiko paparan merkuri dapat diminimalkan. Perlindungan terhadap anak-anak dari bahaya merkuri adalah investasi penting untuk masa depan kesehatan dan perkembangan generasi mendatang.